Translate

Selasa, 07 Agustus 2012

KRS-an yang carut-marut

        Antusiasme mahasiswa arsitektur UAJY dalam pengisian KRS sangat luar biasa. Hal tersebut terbukti sebelum dibukanya sesi pengisian KRS para mahasiswa sudah mengantiri di depan ruang entri data dengan membawa ’buku kuning’ dan beberapa draf penyusunan jadwal. Mereka sangat berharap kelas yang mereka pilih masih sisa dan tidak terkena pembatalan. Pada awal-awal antrian masih terlihat kondusif dan tertata dengan rapi. Mulai antrian ketiga ke atas kegaduhan mulai terjadi dikarenakan muncul kabar mengkagetkan seperti kelas dosen x tinggal 2 kursi hingga kabar dosen x sudah habis. Mereka segera panik mengubah plan a menuju plan b.
           Semakin siang kepadatan di lantai dua kampus 2 Thomas Aquinas semakin bertambah. Seluruh kursi tunggu sudah berjubel hingga banyak mahasiswa yang duduk lesehan memenuhi selasar dengan perasaan harap-harap cemas menanti giliran. Perasaan GALAU KRS (baca postingan sebelumnya) masih menyelimuti mahasiswa terutama mahasiswa angkatan baru yang belum mengenal ’medan’ kuliah di UAJY. Dengan membawa ’buku kuning’ para mahasiswa saling mencocokkan jadwal satu sama lain supaya kelas mereka bisa bersamaan (atau selalu bersama?) Seperti yang terjadi pada dialog di bawah ini: 

Mahasiswa x: kamu stars ambil siapa dosennya? Mahasiswa 

y: aku ambil dosen a. Kamu? 

Mahasiswa x: aku ambil dosen b... Yuk bareng aja biar kita bisa sama-sama lagi entar aku sendirian.. 

          Mahasiswa y: trus kamu ambil sapa aja bla.... Bla.... Bla,,,, dan kegalauan terus terulang dan semakin parah jika terdengar dosen mereka pilih ternyata telah habis duluan karena belum sempat KRS-an. Banyak mahasiswa yang sudah melakukan bimbingan KRS dengan harapan mendapat pencerahan di semster baru kecewa karena dia harus membuat plan baru tanpa di dampingi dosen pembimbing dan lebih mendengar cerita kakak tingkat atau mahasiwa yang sudah pernah mengambil mata kuliah tersebut. Planning mereka terasa sia-sia ketika kuota kelas telah habis. Waktu yang mepet juga menambah kepanikan mahasiswa. Hal ini terjadi karena banyak mahasiswa tingkat atas yang mengambil mata kuliah di kelas bawah karena tidak mendapat kelas tahun lalu hingga mencari keberuntungan dengan mengulang mata kuliah kelas bawah dengan berharap mendapatkan hasil yang memuaskan. 
        Di sesi-sesi 20-an keadaan semakin tidak kondusif dan diperparah dengan errornya sistem KRS yang selama ini dipakai. ”aku dapet jatah 24 sks tapi pas aku entri makul kok di bilangnya penuh ya? Padahal aku baru ambil 15”, komentar salah satu mahasiswa arsitektur. Dan ada lagi keluhan terjadi seperti tidak cocoknya antara jadwal ’buku kuning’ dengan saat pengisian KRS. Di jadwal menyatakan bahwa tidak ada mata kuliah bentrok dan tiba-tiba tidak bisa mengambil karena jadwal UTS dan UAS bentrok. 
          Tentu saja hal-hal seperti ini sangat merugikan pihak mahasiswa. Banyak mahasiswa bermuka suram alias sedih, bingung, heran (gaulnya galau) keluar dari ruang entri data dan kembali mengantri berjam-jam dengan kepastian yang tidak jelas. Untuk mengantisipasi hal tersebut dari pihak kampus mengeluarkan kertas yang bertuliskan ”PENGAMBILAN KRS MANUAL” di meja yang dijadikan pembatas. Banyak mahasiswa yang bingung dengan kertas tersebut. Mereka berebutan tanpa mengetahui apa fungsi benda yang mereka ambil. Hal ini diperparah setelah mengambil kertas tersebut lalu diapakan dan diberikan ke siapa. Untuk stars 7 saja para mahasiswa belum mendapatkan kelas padahal KRS-an sudah ditutup dan diharuskan kembali di hari Kamis minggu ini. Semakin mendekati sesi-sesi penutupan kerumunan mahasiswa semakin mempadat hingga desak-desakan menunggu di depan meja antrian. Mereka mencoba menambah mata kuliah atau mengubuah mata kuliah. Banyak angkatan baru (2011) bingung akan mengambil mata kuliah apa untuk mengisi sisa kuota SKS. Mereka tidak bisa mengambil mata kuliah agama atau kewirausahaan karena jadwal mereka berbentrokan dengan makul utama atau sudah mengambil mata kuliah tersebut. Mereka akhirnya memilih mata kuliah yang tidak mereka ketahui hanya demi mengisi jatah. 
       Akhirnya mereka nekat mengambil mata kuliah piliahan, tata cahaya, hingga perancangan kota yang notabene-nya mereka belum mengambil mata kuliah dibawahnya sebagai landasan mata kuliah tersebut. Alhasil mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengikuti perkuliahan dan otomatis nilai mereka hancur. (semoga tidak terjadi). Hal ini pernah dialami oleh beberapa mahasiswa 2011 pada semster 2 telah mengambil mata kuliah tata cahaya dan mereka mengeluh karena tidak paham materi, tidak bisa pakai lumion (kalo tidak salah, software), dan sebagainya. mereka nekan mengambil mata kuliah tersebut karena bingung mau ambil mata kuliah apa dan nilai yang didapat adalah D. Mereka diharuskan megikuti remidi namun tidak diambil karena merasa percuma sebab pada dasarnya mereka TIDAK DONG dengan materi. Tentu saja hal ini dapat berpengaruh pada lama mereka menempuh kuliah di UAJY dan tidak sesuai dengan harapan dosen pembimbing untuk menuntun mahasiwa dapat lulus tepat waktu dan berkualitas. Jika dibandingkan dengan universitas lain sistem KRS seperti ini dinilai masih konservatif dan membuang-buang waktu untuk antri hanya untuk menunggu kepastian yang tidak jelas apakah mendapatkan kursi atau tidak. Sistem KRS online dirasa lebih nyaman ketimbang KRS di kampus. Sistem ini dirasa sangat membantu karena banyak mahasiswa yang posisinya masih di luar daerah, sakit, atau berhalangan ke kampus hingga tidak perlu membuat surat kuasa segala. Sangat disanyangkan untuk pengisian KRS secara online UAJY masih membuka hanya untuk remidial saja. Banyak mahasiswa merasa terbantu dengan sistem ini. Mereka tidak diharuskan berada di kampus dan dapat memanfaatkan waktu lebih lama untuk berada di luar kampus. Sistem ini dirasa cukup adil karena mahasiswa kloter terakhir dapat memilih dosen bukan mendapatkan kelas sisa. NB: guyonan klinik tongfang sangat membantu mencairkan suasana panik KRS hehe. Terima kasih klinik tongfang. ;-D

Senin, 06 Agustus 2012

kisah galau KRS-an arsitektur UAJY

Ada yang cukup menarik sehariaan ini baik di rumah, kampus, dan meja makan warung. Terjadi dialog yang cukup menarik antarmahasiswa seangkatan dan ke kakak tingkat dan ke saya. Semua orang selalu bertanya pertanyaan yang sama... 

X (adek yang galau): mas galau.... Kak boleh tanya-tanya ga? (membawa buku kuning, buku KRS) 
Y (saya): boleh, emang apaan? 
X: mas dosen stars/skbb dan bla.. Bla.. Bla siapa ya yang paling bagus? (sambil bingung) 
Y: semua bagus kok dek tergantung kamunya.. Hehe3 (sok bijak) 
X: kalo kakak dulu siapa? 
Y: oh aku dulu bu z... 
X: dosen itu gimana? 
Y: bagus kok, 
X: tapi ngeri ah kak... Trus kasih nilainya susah apa gampang? 
Y: tergantung usaha kita. Kalo kita kerja maksimal pasti hasilnya bisa maksimal juga... 
X: duh… kalo dosen ini (membandingkan). 
Y: bagus juga kok.. Hehe3 
X: katanya bu z susah ya kasih nilai trus galak? 
Y: itu kan demi kamu juga beliau galak.. 
X: trus aku harus ambil siapa? 
Y: sapa aja boleh, toh semua dosen memberikan yang terbaik kepada mahasiswanya… 
X: kalo aku ambil dia nilaiku jelek gimana atau malah ngga dapet apa-apa? 
Y: kamu kalo ngga dapet ilmu sama dosen ini yo tanya aja ke dosen lain. 
X: emang bisa ya kak? (tambah bingung) 
Y: bisa lah… (berusaha meyakinkan) 
X: mas aku masih sisa banyak jatah sksku kan 24, aku ambil akustika gimana? Atau makul yang ini? 
Y: kamu bisa pake software ini ga? 
X: ini software wajib mata kuliah ini.. trus aku ambil apa dong? 

mungkin sohib semua pas kuliah juga menghadapi fenomena bingung seperti ini. Fenomena bingung musiman ini menyebabkan kegalauan tiap individu mahasiswa yang memulai semester barunya. Wajar ketika kita semua membandingkan seseorang yang dipanuti untuk kemudian dipilih. Banyak modus memilih dosen seperti mencari ilmu, mencari nilai, mencari gampangnya karena ngulang satu semester atau pilihan terakhir karena tidak mendapat jatah. 

Namun sohib semua perlu mengingat bahwa ketika kita kuliah hal yang utama yang kita cari adalah ilmu dan bukan hanya nilai semata. Jika kita hanya mencari nilai saja tanpa melalui proses yang sepadan. Pada hakekatnya dosen adalah salah saru fasilitator mahasiswa dalam mendapatkan ilmu. Ketika kita tidak mendapatkan dosen yang kita cari jangan menganggap dunia akan kiamat. Mungkin dosen yang didapat akan terasa membosankan, killer, atau ngga nyambung dengan kita tapi ngga usah kuatir dosen yang anda ambil bukan satu-satunya sumber pengetahuan untuk mengantar sohib semua mencapai cita-cita. Masih ada sumber ilmu lain seperti buku atau internet yang selama ini menjadi sumber ilmu yang mudah di dapat. Jika kita sudah memiliki ‘gentong’ yang penuh otomatis dalam mengerjakan tugas akan mudah dan mudah-mudahan mendapatkan hasil sesuai harapan. So buat apa lagi kita galau?

Sabtu, 04 Agustus 2012

AWAS!!! buku sesat

Halo sohib semua... sudah sekian lama aku ngga ngeposting cerita lagi gara-gara ngga bawa laptop saat pergi ke jakarta. but it's okey. Eniwe aku punya pengalaman menarik di hari senin saat ada pertemuan perdanaku di acara organisasi yang bergenak dibidang kemanusiaan. Acara pertemuan ini diadakan di salah satu ruang pertemuan di Ambarukmo Plaza. Berhubung anak baru alias baru di ajak aku masih malu-malu. 

Mbak Jo: Te, nanti kita ketemu ama orang-orang penting dan mereka adalah donatur dalam acara besok. Kamu jangan plonga-plongo,, jangan malu-maluin aku!!" 

aku: beres, sante aja. Pas aku masuk ke ruangan tersebut aku rada kaget, semua yang datang adalah orang-orang tua dan yang anak muda cuma aku, Mbak Jo, dan adek mbak jo. 

*busyet,, aku pikir isinya tadi adalah anak-anak muda seusia. kan lumayan bisa TP-TP gitu* 

Orang tua yang rada gemuk: ayo makan dulu.. 

*busyet,,, ini kan bulan puasa aku harus tahan godaan*. 

aku: ngga pak, hehehe *polos* 

Orang tua yang rada gemuk (OTYRG): oh.. kamu puasa? maaf ya. 
aku: ngga papa kok 

OTYRG: orang baru Jo? 

mbak jo: iya, perwakilan dari atma jaya. 
(hehe dalam hati: duh sabar, tahan nafsu makanmu..) aku cari tempat duduk yang masih kosong dan kebetulan masih ada bangku kosong di samping Bapak-Bapak Yang Ga Makan (BBYGM) dan asik baca majalah. untuk menghindari godaan aku baca buku kambing hitam karya raditya dika (aku jenius kan) bukunya bergambar kambing dan isinya cukup menarik dan lucu. Sesekali aku ketawa sedirian dan mungkin menyebabkan BBYGM terganggu sehingga ngajakin aku ngobrol. 

BBYGM: Kuliah dimana mas? aku: di atma jaya pak *sambil baca buku* 
BBYGM: ambil jurusan apa? aku: arsitektur *tetep baca buku* 
BBYGM: bagus tu, bisa langsung kerja setelah lulus aku: oh *tetep ngga nggubris karena keasikan baca* 
Mbak Jo: heh itu mantan ketua PP Muhamadiyah *sambil bisik* 
aku: apaan sih mbak *aku terganggu baca buku dan ngga denger karena jaraknya cukup jauh duduknya sama aku* 
Mbak Jo: dia donatur lho.. 
aku:iya-iya *tambah risih karena ngga mau terganggu karena mbak jo juga makan siang* 
mbak indah rewel banget ngga tahu aku lagi asik baca untuk menahan lapar malah diajakin ngobrol. Pake bisik-bisik pula. Dan BBYGM kembali membaca majalah mungkin karena aku rada cuek bebek. mbak jo sempat bisik-bisik nama BBYGM. Namanya pake bahasa-bahasa arab gitu dan yang inget cuma Syafii Maarif karena sama dengan nama sekolah temenku SMP. 

Beberapa hari kemudian aku pergi ke jakarta untuk membantu pindahan kuliah sepupuku ke jogja (bahasa kasarnya: liburan hehe ;-)). Di hari kedua liburan aku jalan-jalan ke monas, masjid istiqlal, dan greja kathedral jakarta. Rencananya sih aku mau jalan bareng ama Vivi tapi dia ndadak sakit trus aku SMS temenku yang kebetulan kantornya deket ama tempat-tempat itu. 

SMS: aku: mas dito kamu free ga? 
Mas dito: belum tau yoo.. entar aku jam 4 mau ke tebet ada acara diskusi dan buka bersama. 
aku: ya udah deh ngga papa. mas dito: oh ya, di acara nanti pembicaranya Syafii Maarif mantan ketua PP Muhamadiayah. mau ikutan ga? 
Aku: pengen mas tapi aku bareng ama adekku kalo mau sih pulangkan aku ke Ciputat. 
Mas dito: jauh beneeer 

Membaca SMS mas dito buat aku inget seseorang yang pernah aku temui tapi aku lupa siapa.

Rasanya ngganjel banget di hati. Rasanya pernah ketemu sama orang itu. Keesokan harinya... seperti biasanya bangun pagi langsung internetan. Buka FB, twitter, dan YM buat cari info apa aja sapa tau ada info buat KRS atau ada coment dari cewek "ai lope yu" #ngarep rasa penasaran kemaren aku lampiskan dengan buka google dan ketik nama orang yang di maksud mas dito. Loading modemku lelet banget dan pas kebuka foto-foto ada seseorang yang pernah yang aku temui mirip banget dengan BBYGM. aku teringat kata-kata mbak indah dan nama BBYGM. BUSYEEEEEETTTTT!!!!! orang kemaren yang ngajak ngobrol trus malah aku cuekin baca buku adalah orang penting dan bukan sembarang orang.. SMS mas dito: pak Buya Syafii Maarif dan anaknya Ahmad Syafii Maarif adalah orang sepadan dengan Gus Dur dan Yenny Wahid yang memperjuangkan Islam dan keragaman dan hak orang minoritas. ADUH MAMPUS AKU..... Pelajaran penting: dalam komunikasi diperlukan eyes contac. 


NB: buku tidak selamanya menjadi jendela ilmu buku bisa membuat kita menjadi disconnected people.