Translate

Jumat, 05 September 2014

PEMANFAATAN BAYANGAN DARI SINAR MATAHARI SEBAGAI PEMBENTUK ESTETIKA PADA DESAIN ARSITEKTUR


Penulis:
Theo Rifai/                                                           100113451

Prodi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta


ABSTRAK
        Didalam perancangan sebuah desain arsitektural nilai estetika tidak dapat lepas dan harus menjadi tolak ukur desain tersebut. Namun seringkali untuk mencapai nilai estetika yang diharapkan arsitek kurang peduli dengan hal-hal yang sederhana untuk mencapainya, dan selalu berfikir dengan hal-hal luar biasa untuk menghadirkan sebuah nilai estetika pada desain arsitekturalnya. Tak jarang hal ini menambah mahal harga sebuah bangunan dan sangat sulit dikerjakan.
        Pemanfaatan bayangan dari suatu objek dapat menjadi solusi untuk menerapkan unsure estetika. Permainan bayangan sangat mudah didapat karena cahaya matahari selalu muncul setiap hari. Dengan metode pencarian data ini dilakukan dengan cara pengamatan, sumber jurnal, majalah. Data ini kemudian diidentifikasi dan coba di klasifikasi berdasarkan jenisnya sehingga dapat tersusun paper ini.
        Hasil dari paper ini diharapkan dapat  menjadi acuan untuk para arsitek yang ingin memanfaatkan bayangan sebagai nilai estetika pada desain arsitektur.
Keywords: desain, arsitek, perancangan, arsitektural, bayangan, cahaya alami, estetika

PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
Nilai estetika yang merupakan salah satu aspek yang penting dalam menghadirkan citra suatu bangunan dituntut untuk terus dieksplorasi. Namun yang terjadi selama ini masalah estetika menjadi faktor penyebab bangunan menjadi mahal dan memperlukan teknologi yang cukup rumit untuk mendapatkan nilai estetika yang dapat menambah wujud bangunan lebih menarik.

                Untuk mencapai estetika yang baik kita sebenarnya tidak perlu menggunakan teknologi yang canggih dan material yang mungkin mahal dan langka. Pemanfaatan-pemanfaatan material yang sederhana dan dipadukan dengan sinar matahari akan mengahsilkan sebuah bayangan, bayangan inilah yang kita perlu olah sehingga dia menjadi sebuah nilai estetika yang tinggi di desain arsitektural.
Pemanfaatan bayangan sebagai penguat nilai estetika di Indonesia sendiri dirasa masih sangat lemah dan sedikit sekali yang peduli dengan hal ini. Peranan arsitek-arsitek belum begitu kuat untuk mengusung konsep yang matang tentang estetika melalui bayangan ( shadow ). Padahal dari bayangan (shadow ) ini dapat tercipta ribuan atau bahkan sampai jutaan model bayangan yang dapat dihadirkan di desain arsitektur.
                Jika melihat posisi Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa, menyebabkan Negara ini ‘kaya’ akan sinar matahari. Hal ini merupakan sebuah potensi yang bisa dikembangkan dan peluang untuk berkarya dengan memanfaatkan cahaya alami untuk membuat bayangan yang terpapar pada sebuah bangunan.

b.       Tujuan dan Sasaran
                Mengidentifikasi pemanfaattan cahaya matahari untuk mendapatkan bayangan ( shadow ) pada objek bangunan sebagai penambah estetika-citra bangunan yang alami dan hemat energi.

c.       Ruang Lingkup Penulisan
Penulisan ini membahas pemanfaatan sinar matahari  yang efektif, kreatif, & efisien  untuk desain arsitektural yang memfokuskan pada finishing touch sebuah bangunan yang menghasilkan sebuah bayangan ( shadow ).
                Alasan memilih tema ini bertujuan untuk menggali lagi lebih dalam tentang manfaat bayangan (shadow ) yang di hasilkan matahari yang bermanfaat untuk arsitektural.  Selain itu berfungsi juga untuk memberi informasi bagi para arsitek dalam merancang bangunan bahwa permasalah finishing atau desain arsitektural dapat di selesaikan dengan pemanfaatan cahaya matahari yang nota bene-nya lebih murah dan aman.

d.       Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di internet, komunikasi pribadi dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik yang dibahas. Pada tahap ini data, fakta dan informasi dicari dan diidentifikasi. Jenis data, fakta atau informasi yang dikumpulkan terutama berupa data, fakta atau informasi primer yang berasal dari jurnal ilmiah, komikasi pribadi dan focus group discussion (FGD).

KAJIAN TEORI
a.         Bayangan
Bayang-bayang terjadi apabila cahaya terhalang sesuatu, maka terbentuklah bayang-bayang. Cahaya merambat dalam garis lurus. Bila cahaya terhalang sesuatu maka akan timbulah bayangan dari penghalang itu. Jika sumber cahayanya lemah, seperti matahari pada hari berawan, bayangan tidak kentara. Ditempat teduh tidak ada bayang-bayang, karena tempat teduh sudah merupakan bayangan sebuah benda yang menghalangi sinar matahari.
Apabila suatu benda bergerak mendekati titik pusat cahaya, bayang-bayang benda tersebut akan membesar karena benda tersebut mendekati titik cahaya pada sumber cahaya itu, sehingga bayangan benda menjadi lebih besar. Dan apabila benda menjauhi cahaya, bayang-bayang benda itupun menjadi kecil karena benda tersebut menjauhi titik sumber cahaya hal ini sesuai dengan sifat cahaya yang merambat merupakan garis lurus menyebar dari satu titik pusat cahaya, contoh sumber cahaya bola lampu, matahari dam masih banyak sumber cahaya lainnya.
Kehadiran bayangan pada suatu bangunan dapat memberikan beberapa efek menarik dan unik yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk memperindah bangunan. Dengan bermodalkan beberapa teknik sederhana seperti meletakkan benda berhadapan dengan sumber cahaya yaitu matahari, permainan bentuk, posisi benda, ukuran dan sebaigainya sehingga dapat menghasilkan berbagai efek bayangan  yang menarik.

PEMBAHASAN
a.       Bayangan sebagai analogi
                 
 

Bayangan yang timbul akibar gerak harian matahari yang juga memiliki perubahan secara perlahan, menimbulkan bayangan yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Dari riset yang dilakukan, ditemukanlah suatu pattern atau pola pergerakan matahari di mana pada waktu tertentu, bisa di”ambil” cahayanya untuk menimbulkan bayangan, yang sengaja dimaksudkan untuk dijadikan ‘penanda waktu’ yang mengingatkan si pemilik rumah tentang momen istimewa dalam hidupnya.
                Dari konsep di atas, maka si arsitek mengembangkan ide untuk membuat ‘shadow house’ yang menangkap bayangan dari cahaya alami di waktu- waktu tertentu sebagai pengingat momen penting. Secara garis besar, kami mengambil bayangan pada bulan maret(bulan ulang tahun istri), bulan mei (bulan ulang tahun suami) dan bulan desember (bulan ulang tahun pernikahan mereka ). Pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari terhadap site berbeda-beda. Pada bulan maret, matahari berada di posisi tepat di atas kota Surabaya, pada bulan Mei, matahari berada di utara dengan kemiringan 23º dan di bulan Desember matahari berada di selatan dengan kemiringan 16º.
        Bayangan yang timbul akibar gerak harian matahari yang juga memiliki perubahan secara perlahan, menimbulkan bayangan yang berbeda=beda dari waktu ke waktu. Dari riset yang dilakukan, ditemukanlah suatu pattern atau pola pergerakan matahari di mana pada waktu tertentu, bisa di”ambil” cahayanya untuk menimbulkan bayangan, yang sengaja dimaksudkan untuk dijadikan ‘penanda waktu’ yang mengingatkan si pemilik rumah tentang momen istimewa dalam hidupnya.

Pada kasus ini sinar matahari dipancarkan dengan dua sisi yang berbeda arah, yaitu sinar matahari langsung dan pantulan dari media air yang berada di kolam luar. Dari kedua pantulan sinar matahari terserbut membentuk sebuah siluet yang berbentuk hampir seperti sayap kupu-kupu.

Bayangan ( shadow ) dapat di ciptakan dengan pola kerawang yang menyaring sinar matahari masuk ke dalam ruangan, dari sinar cahaya matahari tersebut akan membentuk sebuah pola bayangan yang indah.

b.      Bayangan sebagai unsur penegas unsur garis

Dengan pola repetisi bayangkan juga dapat terbentuk dengan berbagai model, garis hositol, garis vertikal, garis miring. Pola-pola ini cukup sering di jumpai di sekitar kita karena model ini yang paling mudah untuk di aplikasikan dalam arsitektur.

c.       Pemanfaatan bayangan pada bangunan religi
                Bayangan ( shadow ) yang diaplikasian pada tempat ibadah berfungsi untuk menambah nilai skaral dan memberikan kesan religius yang dalam pada setiap umat yang beribadah di tempat tersebut.

ANALISIS TEKS DAN KODE
“Church of The Light”

Dalam desain Masjid Al – Irsyad, Ridwan kamil membuat konsep Kakbah dengan dinding-dinding masjid yang dibentuk tulisan kaligrafi dan pada bagian mimbar dibuat terbuka dan menghadap langsung kea lam terbuka. Cahaya yang masuk pada siang dan sore hari saat mengenai jemaah yang sholat atau muazin yang sedang mengumandangkan azan menambah sifat kesakralan masjid tersebut. Pada bagian dinding-dinding kaligrafi sendiri memanfaatkan cahaya yang masuk melalui lubang-lubang yang sekaligus ventilasi memuliskan kalimat syahadat. Pada saat magrib sampai malam hari, cahaya yang terang dari

dalam masjid akan memancar keluar. Ini seolah-olah sebagai ajakan memanggil untuk umat muslim beribadah.

KESIMPULAN
                Pemanfaatan bayangan  yang tidak terlalu sulit, serta berbagai efek yang dapat dihasilkan dapat menjadi salah satu solusi desain baik, untuk menghasilkan detail yang baik pada suatu bangunan atau mempertegas konsep desain bangunan. Bayangan sendiri terjadi secara alamiah dan tentu saja akan bersifat green.

DAFTAR PUSTAKA
·         Kusumarini, Yusita. 2010. Universitas Petra Surabaya. ANALISIS TEKS DAN KODE INTERIOR GEREJA KARYA TADAO ANDO “Church of The Light” dan “Church on the Water
·         Brandreth, Gyles. E.Bruce 1948. The Great Book Optical Ilusions. New York : Sterling Publishing Co. Inc
·         Philips, Derek. 2004. Daylighting Natural Light in Architecture. Architectural Press
·         http://en.wikipedia.org/wiki/bayangan ( dikutip 2 Oktober 2012)

Tidak ada komentar: