Penulis:
Theo Rifai/ 100113451
Prodi Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
ABSTRAK
Didalam perancangan sebuah desain arsitektural nilai estetika tidak dapat
lepas dan harus menjadi tolak ukur desain tersebut. Namun seringkali untuk
mencapai nilai estetika yang diharapkan arsitek kurang peduli dengan hal-hal
yang sederhana untuk mencapainya, dan selalu berfikir dengan hal-hal luar biasa
untuk menghadirkan sebuah nilai estetika pada desain arsitekturalnya. Tak jarang hal
ini menambah mahal harga sebuah bangunan dan sangat sulit dikerjakan.
Pemanfaatan bayangan dari suatu objek
dapat menjadi solusi untuk menerapkan unsure estetika. Permainan bayangan
sangat mudah didapat karena cahaya matahari selalu muncul setiap hari. Dengan metode pencarian data ini dilakukan dengan cara pengamatan, sumber jurnal,
majalah. Data ini kemudian diidentifikasi dan coba di klasifikasi berdasarkan
jenisnya sehingga dapat tersusun paper ini.
Hasil dari paper ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk para arsitek
yang ingin memanfaatkan bayangan sebagai nilai estetika pada desain arsitektur.
Keywords: desain, arsitek, perancangan, arsitektural, bayangan,
cahaya alami, estetika
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Nilai estetika yang merupakan salah satu aspek yang penting dalam menghadirkan
citra suatu bangunan dituntut untuk terus dieksplorasi. Namun yang terjadi
selama ini masalah estetika menjadi faktor
penyebab bangunan menjadi mahal dan memperlukan teknologi yang cukup rumit
untuk mendapatkan nilai estetika yang dapat
menambah wujud bangunan lebih menarik.
Untuk mencapai estetika yang baik kita sebenarnya
tidak perlu menggunakan teknologi yang
canggih dan material yang mungkin mahal dan langka. Pemanfaatan-pemanfaatan
material yang sederhana dan dipadukan dengan sinar matahari akan mengahsilkan
sebuah bayangan, bayangan inilah yang kita perlu olah sehingga dia menjadi
sebuah nilai estetika yang tinggi di desain arsitektural.
Pemanfaatan bayangan sebagai penguat nilai
estetika di Indonesia sendiri dirasa masih sangat lemah dan sedikit sekali yang
peduli dengan hal ini. Peranan arsitek-arsitek belum begitu kuat untuk
mengusung konsep yang matang tentang estetika melalui bayangan ( shadow ). Padahal
dari bayangan (shadow ) ini dapat tercipta ribuan atau bahkan sampai jutaan
model bayangan yang dapat dihadirkan di desain arsitektur.
Jika
melihat posisi Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa, menyebabkan Negara
ini ‘kaya’ akan sinar matahari. Hal ini merupakan sebuah potensi yang bisa
dikembangkan dan peluang untuk berkarya dengan memanfaatkan cahaya alami untuk
membuat bayangan yang terpapar pada sebuah bangunan.
b. Tujuan dan Sasaran
Mengidentifikasi pemanfaattan cahaya
matahari untuk mendapatkan bayangan ( shadow ) pada objek bangunan sebagai penambah estetika-citra bangunan yang alami dan hemat energi.
c.
Ruang Lingkup
Penulisan
Penulisan ini
membahas pemanfaatan sinar matahari yang efektif, kreatif, & efisien untuk desain arsitektural yang memfokuskan pada finishing touch sebuah bangunan yang menghasilkan
sebuah bayangan ( shadow ).
Alasan memilih tema
ini bertujuan untuk menggali lagi lebih dalam tentang manfaat bayangan (shadow
) yang di hasilkan matahari yang bermanfaat untuk arsitektural. Selain itu
berfungsi juga untuk memberi informasi bagi para arsitek dalam merancang bangunan bahwa permasalah finishing
atau desain arsitektural dapat di selesaikan
dengan pemanfaatan cahaya matahari yang nota bene-nya lebih murah dan aman.
d.
Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan
dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di
internet, komunikasi pribadi dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik
yang dibahas. Pada tahap ini data, fakta dan informasi dicari dan
diidentifikasi. Jenis data, fakta atau informasi yang dikumpulkan terutama
berupa data, fakta atau informasi primer yang berasal dari jurnal ilmiah,
komikasi pribadi dan focus group discussion (FGD).
KAJIAN TEORI
a.
Bayangan
Bayang-bayang terjadi
apabila cahaya terhalang sesuatu,
maka terbentuklah bayang-bayang. Cahaya merambat dalam garis lurus. Bila cahaya
terhalang sesuatu maka akan timbulah bayangan dari penghalang itu. Jika sumber
cahayanya lemah, seperti matahari
pada hari berawan, bayangan tidak kentara. Ditempat teduh tidak ada
bayang-bayang, karena tempat teduh sudah merupakan bayangan sebuah benda yang
menghalangi sinar matahari.
Apabila suatu
benda bergerak mendekati titik pusat cahaya, bayang-bayang benda tersebut akan
membesar karena benda tersebut mendekati titik cahaya pada sumber cahaya itu,
sehingga bayangan benda menjadi lebih besar. Dan apabila benda menjauhi cahaya,
bayang-bayang benda itupun menjadi kecil karena benda tersebut menjauhi titik
sumber cahaya hal ini sesuai dengan sifat cahaya yang merambat merupakan garis
lurus menyebar dari satu titik pusat cahaya, contoh sumber cahaya bola lampu,
matahari dam masih banyak sumber cahaya lainnya.
Kehadiran bayangan pada suatu bangunan dapat
memberikan beberapa efek menarik dan unik yang nantinya dapat dimanfaatkan
untuk memperindah bangunan. Dengan bermodalkan beberapa teknik sederhana
seperti meletakkan benda berhadapan dengan sumber cahaya yaitu matahari,
permainan bentuk, posisi benda, ukuran dan sebaigainya sehingga dapat
menghasilkan berbagai efek bayangan yang
menarik.
PEMBAHASAN
a.
Bayangan
sebagai analogi
Bayangan yang timbul akibar
gerak harian matahari yang juga memiliki perubahan secara perlahan, menimbulkan
bayangan yang berbeda-beda
dari waktu ke waktu. Dari riset yang dilakukan, ditemukanlah suatu pattern atau
pola pergerakan matahari di mana pada waktu tertentu, bisa di”ambil” cahayanya
untuk menimbulkan bayangan, yang sengaja dimaksudkan untuk dijadikan ‘penanda
waktu’ yang mengingatkan si pemilik rumah tentang momen istimewa dalam
hidupnya.
Dari konsep di atas, maka si
arsitek mengembangkan ide untuk membuat ‘shadow house’ yang menangkap bayangan
dari cahaya alami di waktu- waktu tertentu sebagai pengingat momen penting.
Secara garis besar, kami mengambil bayangan pada bulan maret(bulan ulang tahun
istri), bulan mei (bulan ulang tahun suami) dan bulan desember (bulan ulang
tahun pernikahan mereka ). Pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari terhadap
site berbeda-beda. Pada bulan maret, matahari berada di posisi tepat di atas
kota Surabaya, pada bulan Mei, matahari berada di utara dengan kemiringan
23º dan di bulan Desember matahari berada di selatan dengan kemiringan
16º.
Bayangan
yang timbul akibar gerak harian matahari yang juga memiliki perubahan secara
perlahan, menimbulkan bayangan yang berbeda=beda dari waktu ke waktu. Dari
riset yang dilakukan, ditemukanlah suatu pattern atau pola pergerakan matahari
di mana pada waktu tertentu, bisa di”ambil” cahayanya untuk menimbulkan
bayangan, yang sengaja dimaksudkan untuk dijadikan ‘penanda waktu’ yang
mengingatkan si pemilik rumah tentang momen istimewa dalam hidupnya.
Pada kasus ini
sinar matahari dipancarkan dengan dua sisi yang berbeda arah, yaitu sinar
matahari langsung dan pantulan dari media air yang berada di kolam luar. Dari
kedua pantulan sinar matahari terserbut membentuk sebuah siluet yang berbentuk
hampir seperti sayap kupu-kupu.
Bayangan ( shadow
) dapat di ciptakan dengan pola kerawang yang menyaring sinar matahari masuk ke
dalam ruangan, dari sinar cahaya matahari tersebut akan membentuk sebuah pola
bayangan yang indah.
b.
Bayangan sebagai
unsur penegas unsur garis
Dengan pola
repetisi bayangkan juga dapat terbentuk dengan berbagai model, garis hositol, garis
vertikal, garis miring. Pola-pola ini cukup sering di jumpai di sekitar kita
karena model ini yang paling mudah untuk di aplikasikan dalam arsitektur.
c.
Pemanfaatan
bayangan pada bangunan religi
Bayangan ( shadow ) yang diaplikasian pada tempat
ibadah berfungsi untuk menambah nilai skaral dan memberikan kesan religius yang
dalam pada setiap umat yang beribadah di tempat tersebut.
ANALISIS TEKS DAN KODE
Dalam desain Masjid Al – Irsyad, Ridwan kamil membuat konsep
Kakbah dengan dinding-dinding masjid yang dibentuk tulisan kaligrafi dan pada
bagian mimbar dibuat terbuka dan menghadap langsung kea lam terbuka. Cahaya
yang masuk pada siang dan sore hari saat mengenai jemaah yang sholat atau
muazin yang sedang mengumandangkan azan menambah sifat kesakralan masjid
tersebut. Pada bagian dinding-dinding kaligrafi sendiri memanfaatkan cahaya
yang masuk melalui lubang-lubang yang sekaligus ventilasi memuliskan kalimat
syahadat. Pada saat magrib sampai malam hari, cahaya yang terang dari
dalam masjid akan memancar keluar. Ini seolah-olah sebagai ajakan memanggil untuk umat muslim beribadah.
dalam masjid akan memancar keluar. Ini seolah-olah sebagai ajakan memanggil untuk umat muslim beribadah.
KESIMPULAN
Pemanfaatan bayangan yang tidak terlalu sulit, serta berbagai efek
yang dapat dihasilkan dapat menjadi salah satu solusi desain baik, untuk menghasilkan
detail yang baik pada suatu bangunan atau mempertegas konsep desain bangunan.
Bayangan sendiri terjadi secara alamiah dan tentu saja akan bersifat green.
DAFTAR PUSTAKA
·
Kusumarini, Yusita.
2010. Universitas Petra Surabaya. ANALISIS TEKS DAN KODE INTERIOR GEREJA
KARYA TADAO ANDO “Church of The Light” dan “Church on the Water”
·
Brandreth, Gyles. E.Bruce 1948. The Great
Book Optical Ilusions. New York : Sterling Publishing Co. Inc
·
Philips, Derek. 2004. Daylighting Natural
Light in Architecture. Architectural Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar